eeda journey

SEMARANG-Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi banyak orang. Mulai dari anak-anak sampai dewasa. Memang, kalau tidak mau ketinggalan informasi, tidak bisa dipungkiri bahwa TI memang menjadi kebutuhan mutlak. Bagi mahasiswa, TI merupakan bank informasi untuk memperkaya pengetahuan dan tempat mencari bahan perkuliahan sehari-hari. Namun permasalahan muncul ketika mahasiswa yang berbekal laptop harus mencari hot spot gratisan terdekat walaupun sinyalnya lemah.
Kesulitan itu disiasati mahasiswa Unnes jurusan Teknik Elektro Tahan Prahara . Ia berhasil menyulap kaleng bekas menjadi antena.
Pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXI yang digelar di Unnisula (14-19/7), di tangan Tahan, kaleng bekas yang tidak berguna itu menjadi barang yang memiliki nilai tinggi. ''Jadi, sinyal lemah no problem,'' ujarnya. Mahasiswa semester 10 yang aktif di UKM Rekayasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (RIPTEK) itu menamakan temuannya itu dengan sebutan ''Antena Kaleng''.
Tahan yang ditemui di stan PIMNAS Unnes gedung Pumanisa lantai 1 itu menuturkan, antena tersebut terbuat dari rangkaian kaleng bekas makanan ringan, kabel USB, dan wifilan card USB bilionton. ''Setelah di uji coba, hasilnya sangat luar biasa,'' kata Tahan penuh semangat.
Ia mengaku sangat puas dengan karyanya itu sebab dengan hot spot hanya mampu menjangkau radius 20 m. Sedangkan menggunakan antena itu, sambungnya, jarak jangkauan bisa lebih jauh hingga 2,5 km. ''Sampai 10 km juga bisa dengan catatan tanpa ada penghalang di depannya misalnya bangunan yang tinggi dan lainnya.''
Dijelaskannya, keuntungan bagi pengguna antena kaleng tersebut adalah biayanya relatif murah yakni Rp 200 ribu dan tidak usah lagi pergi ke gedung atau instansi yang ada hot spotnya. ''Mahasiswa dapat mengakses internet 24 jam dari rumah kos dengan mengambil sinyal hot spot kampus terdekat.'' (H11-)