eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

SUHU politik jelang pemilu 2009 makin panas? Well, mau tidak mau saya harus setuju. Pasalnya, saya yang termasuk kategori kuli pers yang jarang banget berurusan sama liputan politik juga kena imbas, sasaran kampanye hasutan via SMS. Begini ceritanya, bukan rahasia lagi baik perorangan maupun lembaga dengan mudah bisa mengakses no hp wtw dari media manapun, termasuk saya.

Dengan berbekal no hp wtw, si perseorangan atau lembaga tersebut biasanya mengabari kita baik via SMS maupun telp langsung bila punya suatu event yang dimintakan untuk diliput. (Ya walaupun kita juga milih2 sih mau ndatengin yg mana. Bayangin aja kl acara 17-an RW diladenin semua, korannya bakal penuh acara 17an, tanpa ada berita lain.)
Tapi ada juga LSM atau lembaga yang suka menyuarakan pendapat mereka ttg sesuatu hal (misalnya tentang kenaikan harga BBM atau penerimaan peserta didik) dengan mengirim SMS ke banyak wtw. Tentu saja mereka berharap SMS tersebut dipublikasikan. Atau setidaknya sebagai pancingan agar si WTW menelpon mereka untuk menanyakan detailnya dengan harapan dipublikasikan.
Untuk yang model begini, saya cukup hati2. Saya hanya akan merespon jika si pengirim sudah saya kenal secara personal dan saya sudah tau benar kredibilitasnya. Bagi mereka yang tidak saya kenal secara pribadi, ya maaf saja kl SMS-SMS panjenengan itu saya cuekin.
Nah kembali lagi ke permasalahan suhu politik yang meningkat, kemarin saya baru saja mendapatkan SMS dari lembaga yang mengaku pemerhati keadilan (Perked). Isi SMSnya seperti ini ''Semua mengaku mampu membuat kemajuan namun tanpa bukti nyata. Sampai saat ini SBY masih yang terbaik terlepas dari berbagai kekurangan yg pada hakekatnya disebabkan oleh kondisi yang tidak bersahabat PERKED (Pemerhati Keadilan)''. No Hp si pengirim adalah +628388252884 (sori no hp saya tulis, ntar dikira nulis boong).
Yang membuat saya terganggu adalah kok bisa-bisanya ada lembaga se''pendek'' itu pikirannya, mengirimkan SMS model begitu ke wtw. Apa mereka berharap kami akan mempubliksikan SMS itu ke publik atau SMS itu hanya sebagai imbauan semata agar pemilu depan mencoblos SBY?
Saya yakin ini bukan SMS kampanye resmi dari tim sukses SBY. Setau saya, kampanye model SMS masih digodog tata caranya. Saya ga habis pikir kok ada lembaga yang mempertaruhkan kredibilitasnya membela SBY sampai begitu rupa. Biasanya sih saya ga ambil pusing sama SMS model beginian tp kemarin saya bener2 gatel untuk membalas.

Akhirnya setelah rundingan dengan seorang teman, saya tulis SMS balasan yang isinya ''lha terlepasnya itu yang banyak tapi kok malah panjenengan abaikan. belajar adil dunk, karena adil itu objektif. Dari dulu kan SBY sudah tahu kondisi Indonesia. Emang dia bukan orang Indonesia?'' . Dan sayangnya (walaupun status SMS saya masuk ke hp dia), sampai tulisan ini diturunkan, saya belum dapat SMS balesannya.
So buat temen2 blogger, mudah2an bisa berhati-hati mengambil sikap jika sewaktu-waktu menerima SMS model kampanye begituan.

Coba deh simak kalimatnya. Kesannya kan mengiba2iba pada masyarakat agar memberikan permaafan pada SBY yang sebenarnya telah gagal menjalankan tugasnya sebagai presiden. Inilah akibatnya kalau kita memilih penguasa dan bukannya pemimpin. Seorang pemimpin sejati akan dengan ksatria mengakui kekhilafannya jika yang bersangkutan gagal mengemban amanatnya, dan bukannya minta permakluman karena tidak berhasil membawa warganya keluar dari kesengsaraan.

Pemilu ke depan sangat menentukan arah pembangunan bangsa bukanlah ungkapan basa basi. Pasalnya, salah memilih calon wakil rakyat, pemimpin, akibatnya akan fatal. Ga salah kok kl mo coblosan shalat istikharah dulu. Mungkin Allah akan kasih pentunjuk dan melepaskan bangsa ini dari penderitaan. Amin.


Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe