eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

3:37 PM

Penarikan Sumbangan di SD Dikeluhkan

Posted by Eeda |

11-07-08

SEMARANG - Sejumlah orangtua siswa SD Sambiroto 1 dan 2 mengeluhkan biaya yang ditarik sekolah tersebut pada mereka. Budi (bukan nama sebenarnya-Red) yang menghubungi Suara Merdeka mengatakan pada Kamis (10/7), orangtua murid dikumpulkan di sekolah tersebut . Di papan pengumuman tertulis bahwa untuk daftar ulang pada Jumat (11/7), orangtua diminta membawa uang sebesar Rp 402.000. ''Kami tidak diberi surat edaran. Ya tahunya dari pengumuman di papan tulis itu. Terus terang saya keberatan, soalnya setahu saya, masuk SD itu gratis.''
Orangtua murid lain yang ditemui saat mendaftarkan ulang anaknya (11/7), Hadi (bukan nama sebenarnya-Red) mengaku sudah membayarkan uang sejumlah Rp 402.000 para pihak sekolah. Ia tidak menerima kuitansi atas pembayaran tersebut. ''Saya bayar dan kemudian pihak sekolah mencatatnya.'' Menurut dia, rincian itu adalah untuk pembayaran uang seragam dan buku paket.
Kepala SD Sambiroto 1 Rochmi Isniwati menjelaskan dalam daftar ulang pihaknya menawarkan pada orangtua murid untuk membeli seragam di koperasi sekolah. Hal itu, sambungnya, sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota. Dengan biaya Rp 184 ribu, siswa mendapatkan 2 stel pakaian seragam merah putih, 1 stel pakaian olahraga, 1 stel pakaian identitas, topi, dan sebagainya. ''Kalau misalnya yang bersangkutan sudah punya baju merah putih, boleh tidak membelinya.''
Terkalit dengan sejumlah uang yang juga harus dibayarkan orangtua untuk buku paket, ia menjawab bahwa hal itu bersifat optional. Orangtua boleh membeli buku tersebut, boleh juga tidak. Lantas terkait sumbangan untuk sekolah, dia menjelaskan bahwa besarannya akan dirapatkan terlebih dahulu bersama orangtua murid dan komite sekolah. ''Kami tidak pernah memaksa, pokoknya sukarela. Kalau memang tidak mampu dan tidak bisa memberi sumbangan ya tidak apa-apa.'' Dijelaskannya, saat ini sekolah itu membutuhkan ruang kelas tambahan mengingat masih ada siswa yang masuk sore karena keterbatasan ruang kelas.
Adapun untuk tahun ini, kuota untuk SD Sambiroto 1 adalah 2 kelas, masing-masing berisi 40 siswa. Sedangkan SD Sambiroto 2 adalah 1 kelas. Dengan adanya 2 anak yang tidak naik kelas di SD tersebut, maka kuota untuk tahun ini hanya 38. Rochmi menambahkan, peminat yang mendaftarkan di SD tersebut mencapai 250 orang. Namun yang cukup merepotkan dalam PPD SD menurut dia adalah, siswa dapat mendaftar di sekolah manapun dan berapapun. Adapun yang menjadi pertimbangan utama diterimanya seorang siswa adalah usia dan tempat tinggal. Namun demikian itu tidak mempermudah SD negeri dalam mengambil keputusan. Tidak seperti di SMP dan SMA yang hanya diperbolehkan mendaftar ke 2 sekolah negeri dan itupun tercatat dalam jurnal, pihak SD tidak memiliki data, di sekolah mana saja seorang siswa mendaftarkan diri.
Karena itulah, imbuhnya, pihak sekolah harus menunggu sampai daftar ulang hari terakhir (11/7) pukul 11.30 untuk memeroleh kepastian siapa saja ingin bersekolah di sana. ''Karena siapa tahu yang bersangkutan juga diterima sekolah lain dan tidak melapor ke SD Sambiroto. Nah bagi siswa yang sudah dinyatakan diterima namun tidak daftar ulang, maka siswa yang berada di daftar cadangan bisa mengisi.''
Rochmi menambahkan, pihaknya mengutamakan siswa yang sudah berumur 6-7 tahun dan tinggal di sekitar sekolah. Maka dari itulah saat pendaftaran, ia meminta orangtua membawa fotokopi KK. Ia berharap dalam PPD SD mendatang, siswa sebaiknya mendaftar setidaknya hanya ketiga sekolah dan datanya tercatat dalam jurnal. (H11,H22-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe