eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

3:39 PM

Rayonisasi untuk Pembatasan SPI Dipertanyakan

Posted by Eeda |

15-07-08


SEMARANG- Salah satu tujuan rayonisasi adalah untuk pemerataan akses pendidikan dan peningkatan mutu pada jenjang yang lebih tinggi. Namun rayonisasi saat ini dijadikan pembatasan SPI (SM/15/7). Direktur Kajian Strategis Demokrasi dan Sosial (KrisiS) Suwignyo Rahman (15/7) menilai hal itu sebagai sikap yang setengah hati mengingat dalam PPD tahun ini ada jalur khusus, semestinya siswa SD dan SMP harus dibebaskan dari SPI terlepas mereka dari dalam, luar rayon atau luar kota. Sedangkan untuk SMA, hal itu bisa dimaklumi kendati sebenarnya pembatasan itu tidak begitu perlu. ''Boleh-boleh saja ada SPI dalam PPD namun hal itu bukan sebagai pungutan, melainkan sumbangan sukarela, dan bukan penentuan dari sekolah.'' Menurut dia, kebijakan mengenai SPI tersebut menjadi kacau karena adanya jalur khusus.
Dalam keadaan normal (tanpa jalur khusus-Red), sambung dia, sebenarnya pembatasan SPI baik dari dalam, luar rayon, ataupun luar kota tidak perlu dilakukan asalkan orangtua menyumbang dengan suka rela. ''Namun mengingat keadaan saat ini tidak bisa dikatakan normal karena adanya jalur khusus, kebijakan mengenai SPI kesannya setangah-setengah.''
Kepala SMPN 7 Tri Sulasmiyati mengatakan, sampai saat ini dana yang berhasil dihimpun sekolahnya dari jalur khusus belum dipergunakan karena masih menunggu kebijakan dari Pemkot. Pihaknyapun belum menentukan rencana anggaran belanja sekolah, dan karena itulah pembahasan besara SPI dengan orangtua murid dan komite sekolah belum dilaksanakan. Terkait imbauan mengenai batas maksimal SPI untuk siswa luar rayon dan luar kota yakni masing-masing sebesar Rp 500 ribu dan Rp 1 juta, serta bebas SPI bagi siswa dalam rayon, Tri mengungkapkan pihaknya tidak merasa keberatan mengingat sumbangan dari orangtua siswa bersifat suka rela. Dijelaskannya, sekolahnya memiliki program terkait untuk pemeliharaan dan perbaikan sekolah. ''Di lantai 2 misalnya, banyak atap yang sudah dimakan rayap. Kami sebenarnya juga memerlukan tambahan komputer.''
Terkait imbauan tersebut, Tri menjelaskan bahwa sekolah akan bersikap fleksibel. Pasalnya tidak semua anak dari luar rayon maupun luar kota berasal dari kalangan mampu. ''Beberapa siswa kami masukkan dalam kategori luar rayon karena tidak memiliki KK dan tidak semuanya berasal dari kalangan mampu.'' (H11-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe