eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

3:36 PM

Nasib Tak Ditentukan oleh Tanggal Kelahiran

Posted by Eeda |

bTidak sedikit pasangan suami isteri yang memilih melahirkan buah hatinya tahun ini pada tanggal 8 dan bulan 8 karena dianggap hoki (SM-10/8). Namun dari 20 persalinan, hanya 5 saja yang lahir secara kebetulan pada waktu tersebut. Sisanya lebih banyak ditentukan pilihan orangtua. Di kalangan dokter (spesialis kebidanan) dan masyarakat, ada yang setuju namun banyak juga yang menentang. Hal itu diungkapkan Ketua IDI Jateng dokter Bantuk Hadiyanto Taryoto SpOG (11/8).

Dalam hitungan secara awam, lama masa kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai 9 bulan 10 hari. Namun, yang dipakai sebagai patokan adalah bulan Jawa atau Masehi. Hal itu sangat membingungkan, mengingat taksiran tanggal persalinan bisa berbeda.
Di dunia kedokteran dalam ilmu kebidanan, sambung dia, umur kehamilan dihitung berdasarkan minggu, dan bukan bulan. ''Tepatnya sudah berapa kali melewati ulang minggu sejak HPHT. Jadi, umur kehamilan pada suatu tanggal tertentu dihitung berapa minggu sejak HPHT.''
Dan bila siklus haid tidak teratur, maka penentuan umur kehamilan berdasarkan pemeriksaan USG pada bulan-bulan pertama sebagai patokan.
Adapun hari perkiraan lahir (HPL) dihitung berdasarkan umur kehamilan mencapai 40 minggu (280 hari). ''Ini merupakan kesepakatan internasional di bidang ilmu kedokteran.''
Jadi menurut Bantuk, persalinan ideal adalah pada umur kehamilan 40 minggu. Atau persalinan terbaik pada persalinan genap bulan, kehamilan sudah masak dengan rentan waktu antara umur kehamilan 37 minggu sampai sebelum 42 minggu.
Karena itulah, sambung dia, jika dokter ditanya kapan seorang bayi siap lahir, maka akan dijawab sesudah mencapai 40 minggu sesuai HPL-nya. Namun bila akan lahir setelah kehamilan menginjak 37 minggu, boleh juga. ''Inilah yang kemudian diambil kesempatan bagi mereka yang mempunyai kepercayaan tertentu dan perhitungan persalinan secara nonkedokteran.'' Tanggal cantik, neptu tinggi, tahun baik, kata dia, memicu terjadinya ''tawar menawar'' antara dokter dan pasien untuk minta persalinan dilakukan di tanggal yang dipilih pada rentan waktu umur kehamilan 37-40 minggu. ''Faktor nasib dan keberuntungan kok ditentukan oleh kita untuk menentukan tanggal kelahiran.''
Cara persalinan adalah hal berikutnya yang didiskusikan. Apalah memakai cara pacu (obat/infus) atau bedah caesar. Jika sudah ada kesepakatan, imbuh dia, maka tidak boleh ada penyesalan apabila terjadi masalah/komplikasi baik pada ibu maupun bayinya mengingat semua tindakan yang dilakukan, sifatnya menuju kebaikan.
Ditambahkan Bantuk, jika hal ini bagi masyarakat sudah menjadi pilihan, lain halnya bagi dokter spesialis kebidanan. Bagi mereka, hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menentukan kesepakatan itu. Pasalnya, rambu-rambu ilmu kebidanan tentang indikasi tindakan perlu dipertimbangkan dengan matang. ''Jangan sampai pepatah 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga' menimpa kita.'' (H11-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe