eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

12:55 PM

Perbedaan adalah Kodrati

Posted by Eeda |

SEMARANG-Perbedaan yang menuju ke arah keragaman merupakan sesuatu yang wajar di antara manusia. Bahkan antar anak kembar sekalipun. Patut disadari bahwa penyebab dasar perbedaan di antara anak kembar adalah faktor bawaan genetik. Gen yang dimiliki setiap manusia adalah sesuatu yang kodrati, bawaan yang tak bisa ditolak. ''Oleh sebab itu, perbedaan di antara manusia adalah sesuatu yang kodrati adanya. Menolak perbedaan itu adalah sesuatu yang wajar pula.''

Hal tersebut disampaikan antropolog UKSW Salatiga Prof Dr John A Titaley saat menjadi pembicara pada kuliah perdana Studium General bertema "Peran PKn Dalam Menghadapi Keberagaman Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" yang diselanggarakan oleh jurusan Politik dan Kewarganegaraan FIS - Unnes, di Kampus Unnes Sekaran.
Prof John juga berpendapat bahwa agama bukan saja suatu lembaga yang berhubungan dengan yang mutlak, tetapi juga lembaga sosial. Sebagai institusi sosial, sambungnya, agama juga bagian dari satu sistem kebudayaan. ''Dan yang patut dipertanyakan bagaimana keragaman budaya dan agama ini bisa dijamin dalam kehidupan di Indonesia.''
Pasalnya, tandas dia, Indonesia adalah artificial state (negara buatan), karena memang Indonesia adalah suatu negara yang baru pertama kali dibentuk oleh bangsa-bangsa dengan berbagai latar belakan ras, etnik, budaya dan agama yang pernah dijajah oleh satu penjajah bangsa Eropa. ''Kalau saja tidak ada kesamaan latar belakang ini, mungkin saja Indonesia yang sekarang ini, tidak seperti ini. Mungkin saja Malaysia dan Filipina menjadi bagian dari Indonesia.''
Ditambahkannya, adapun yang berhubungan dengan yang mutlak dalam perspektif Indonesia adalah suatu local genius bangsa Indonesia . Maksudnya, bahwa bangsa Indonesia telah memiliki sebutan tersendiri bagi yang mutlak itu. Suatu langkah yang semakin mempersatukan Indonesia yang beragam adalah keragaman budaya khususnya agama.
Agama di Tempat Lahir
Di tempat lahir dan berkembangnya agama-agama itu, hubungan antar agama adalah hubungan atas-bawah, hubungan sub-ordinatif . Sedangkan dalam konteks Indonesia, imbuhnya, hubungannya tidak bersifat atas-bawah akan tetapi sejajar atau hubungan ko-ordinatif . Dalam hubungan ini, pastilah akan terjadi interaksi yang
transforming(mengubah). ''Adalah suatu kemustahilan apabila hubungan antar dua individu bisa terjadi tanpa transformasi.''
Jadi, ungkapnya, kalau ada yang mengemukakan pandangan ''semua agama sama baiknya, akan tetapi agamakulah yang terbaik'' itu semua masih bersifat ekslusif. ''Mestinya pandangan itu berbunyi 'semua agama sama baiknya, akan tetapi yang cocok bagi saya adalah agamaku'.'' Menurut Prof John, dalam konteks Indonesia yang bersifat ko-ordinatif itu, pandangan tersebut lebih cocok daripada yang lainnya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes Drs Subagiyo MPd menambahkan bahwa studium general yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru tersebut merupakan pengalaman pertama. ''Dan bagi mahasiswa senior, bisa memberikan satu pencerahan karena Prof Dr John A Titaley yang sudah beberapa kali datang ke Unnes merupakan ahli di bidang Antropologi.'' Sehingga nantinya ketika para mehasiswa berada di masyarakat sebagai calon guru, tutur dia, pendidikan kewarganegaraan sangat erat sekali hubungannya dengan posisi yang sangat strategis. (H11-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe