eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

8:33 PM

Kompromi Metode Debat

Posted by Eeda |

photo by gus
SEMARANG-
Debat adalah salah satu fase yang harus dilalui kandidat capres di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Namun di AS, capres boleh mengompromikan metode debat di mana yang bersangkutan merasa nyaman. Hal itu diungkapkan staf dari Kedutaan AS, Anne E Grimes saat menjadi pembicara tentang Pilpres AS di gedung Ignatius Unika Soegijapranata (29/10).
Dan untuk kampanye, sambung Grimes, tentu saja memerlukan biaya yang besar. Selain dari kocek pribadi, para kandidat juga diperbolehkan menerima sumbangan dari para donatur. ''Namun hanya boleh menerima dari donatur warga AS, tidak boleh warga asing karena dikhawatirkan nantinya akan mencampuri urusan domestik AS.'' Hal itu, sambung dia, pernah terjadi pada pilpres era Bill Clinton. Suami senator dari New York Hilary Clinton itu ditengarai pernah menerima sumbangan dari pengusaha Indonesia James Riyadi.
Grimes mengungkapkan bahwa hal-hal yang berbau minoritas, agama memang memengaruhi dalam pemilihan kepala pemerintahan di AS. Namun bukan berarti warga minoritas tidak bisa menjadi kepala pemerintahan. Ia mencontohkan Bobby Jindal yang merupakan keturunan India namun berhasil menjadi Gubernur Lousiana.
Ditambahkannya, jika tahun lalu isu yang menjadi pertimbangan warga AS dalam memilih presiden adalah sikap AS tentang perang Irak. Maka tahun ini, sambungnya, yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih presiden adalah penanganan krisis global yang sedang melanda negeri Adidaya itu.
Karena itulah Grimes secara pribadi tidak ambil pusing dengan orang-orang yang masih mempertanyakan, termasuk salah satu peserta pada dialog tersebut, apakah Barrack Obama (kandidat presiden dari Partai Demokrat-Red) seorang Muslim atau Kristen. ''Obama adalah seorang Kristen yang taat walau ayah kandungnya yang berasal dari Kenya adalah seorang Muslim. Namun demikian, kalaulah memang dia seorang Muslim, lalu kenapa?''
Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung partisipasi para pemilih muda pada pilpres tahun ini. ''Kami harap tingkat partisipasi mereka tinggi. Apalagi capres Barrack Obama adalah orang muda. Dan Sarah Palin (cawapres dari Partai Republik-Red) bahkan lebih muda dari Obama.'' Media seperti MTV dan kaum selebritas, sambungnya, juga diminta berpartisipasi untuk mengajak kaum muda untuk mencoblos.
Ia tak memungkiri bahwa ancaman golput pada pilpres masih ada. Banyak faktor yang memengaruhi hal itu. Misalnya ketidakpedulian mereka akan politik, akses transportasi yang sulit ke TPS, dan cuaca buruk. ''Walaupun kedengarannya konyol, tapi cuaca juga bisa berpengaruh karena pada November, memasuki musim dingin. Orang mungkin lebih senang tinggal di rumah. Apalagi kalau salju turun.'' (H11-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe