eeda journey

catatan reportase seorang jurnalis:
pendidikan,hukum,sosial politik, budaya

SEMARANG- Selama ini masih banyak masyarakat menganggap bahwa sekolah biasa seperti SD/SMP/SMA/SMA adalah segala-galanya. Sementara madrasah masih dianggap sebelah mata. ''Anggapan tersebut jelas salah besar. Padahal dari segi kualitas, madarasah sekarang ini tidak kalah bagus dari sekolah biasa.'' Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jateng, Drs Mulyani M Noor MPd, menanggapi proses penerimaan perserta didik (PPD) 2009.

Dijelaskannya, banyak satuan pendidikan di madrasah yang sudah mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Lulusannyapun, imbuh dia, banyak yang menjadi tokoh nasional maupun internasional. Hampir seluruh tenaga pendidik di madrasah, sudah memenuhi syarat kualifikasi akademik. ''Bahkan banyak yang lulusan S2. Pemerintah dalam hal ini Depag sudah mulai serius mewujudkan tuntutan 8 standar minimal pendidikan.'' Terutama, sambung Mulyani, dalam komponen sarana prasarana seperti bantuan laboratorium bahasa, IPA, komputer, dan lain-lain.
Dilihat dari eksistensinya, ungkap Mulyani, madrasah dari berbagai tingkatan mulai dari madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA) sebagai satuan pendidikan juga menjamin terbentuknya kualitas peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. ''Dalam aspek kognitif, madrasah berani menjamin peserta didik lebih menguasai materi pelajaran umum jika dibandingkan dengan peserta didik di sekolah asal peserta didik serius belajar.'' Sedangkan dalam aspek afektif dan psikomotorik, Mulyani berpendapat bahwa madrasah lebih unggul daripada sekolah biasa. Pasalnya di madrasah, pembentukan perilaku sangat menonjol. Peserta didik mempunyai pemahaman dan pengamalan yang baik terhadap masalah-masalah agama jika dibandingkan dengan peserta didik sekolah biasa.
''Bukanlah omong kosong jika saya mengatakan bahwa madrasah mempunyai peluang dan digandrungi masyarakat. Buktinya, banyak SMP di Jawa Timur yang gulung tikar, sementara di sebelahnya berdiri megah MTs.'' Di Kecamatan Wedung, Demak, tandasnya, ada beberapa SD yang hanya mendapatkan lima peserta didik. Sementara MI di sebelahnya berkembang pesat dan banyak diminati banyak orang.
Mulyani mengakui, upaya menjadikan madrasah diminati masyarakat tidak lepas dari kesungguhan pengelola satuan pendidikan. Guru sebagai pendidik harus pedagogis, profesional, berkepribadian, bersosial, dan pelopor perubahan siswa ke arah yang lebih baik. ''Jadi, tidak ada alasan bagi calon peserta didik untuk menghindari masuk madrasah. Bahkan seharusnya bangga bisa belajar di madrasah.'' (H11-)

Grab this Widget ~ Blogger Accessories
Subscribe